TANJUNGPINANG – H. Lis Darmansyah telah lama menjalin kedekatan dengan masyarakat Batak di Tanjungpinang. Kehadirannya dalam berbagai acara, seperti Bona Taon, pesta pernikahan, dan upacara berduka, menunjukkan komitmennya terhadap komunitas ini.
Belakangan, terungkap bahwa Lis berperan penting dalam pembentukan Rumput Batak Bersatu (RBB) Kota Tanjungpinang. Cerita ini bermula pada tahun 2011, ketika terdapat dua organisasi Batak di Pulau Bintan: Ikatan Keluarga Batak (IKB) dan Ikatan Keluarga Tapanuli Kepri (IKTK).
IKB, sebagai organisasi tertua di kawasan itu, dipimpin oleh almarhum Leo Mangasa Siahaan, sementara IKTK dipimpin oleh almarhum Ir. Borman Sirait. Saat itu, Lis menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kepri (2010-2013). Dengan kedekatannya dengan kedua tokoh tersebut, Lis mengusulkan untuk menyatukan kedua organisasi ini.
“Saya melihat pentingnya penyatuan ini dan mengajak mereka berdua untuk berdiskusi,” ungkap Lis di Posko Pemenangan Relawan Bela yang Bijak (RBB) pada Selasa (15/10/2024).
Setelah tiga kali pertemuan yang penuh tantangan, akhirnya kesepakatan untuk membentuk RBB tercapai. “Saya senang melihat pelantikan pengurus RBB yang dihadiri banyak orang,” tambahnya.
Wisma Latih di Jalan Jawa menjadi saksi pertemuan bersejarah itu. Pangeran Lubis, Ketua Puak Angkola, mengungkapkan bahwa kedekatan Lis dengan masyarakat Batak sudah terjalin lama.
Ketua RBB Kota Tanjungpinang periode 2011-2016 adalah almarhum Borman Sirait, diikuti oleh Sanggam Simamora, dan saat ini dipimpin oleh dr. Anthony Simatupang (2021-2026).
Sanggam Simamora mencatat bahwa ide pembentukan IKB sudah digagas oleh almarhum Bapak Sagala pada tahun 1983. Pada 3 Desember 1985, para tokoh Batak di Pulau Bintan sepakat mendirikan IKB, dengan Sagala sebagai ketua pertamanya.
Seiring waktu, IKB berganti kepemimpinan hingga terakhir dipegang oleh Leo Mangasa Siahaan. Sementara itu, IKTK, yang sebelumnya bernama Ikatan Keluarga Tapanuli Bintan (IKTB), dipimpin oleh almarhum Borman Sirait sebelum akhirnya bersatu dengan IKB menjadi RBB yang ada hingga kini.
Perjalanan ini menunjukkan betapa eratnya hubungan Lis Darmansyah dengan masyarakat Batak dari masa ke masa.